Makrifat Allah ialah mengenal Allah S.W.T. pada Zat-nya,pada Sifat-nya,pada Asma'nya dan pada Af'al-nya.
1.AWALUDIN MA'RIFATULLAH ertinya:
Awal agama mengenal Allah
2.LAYASUL SHALAT ILLA BIN MAKRIFAT ertinya:
Tidak sah solat tanpa mengenal Allah
3.MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU ertinya:
Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhannya
4.ALASTUBIRAFBIKUM QOLU BALA SYAHIDENA ertinya:
Bukankah Aku ini Tuhanmu?Betul engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.(QS.AL-ARAF 172)
5.AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU ertinya:
Manusia itu rahsiaKu dan Akulah rahsianya
6.WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN ertinya:
Aku ada di dalam jiwamu mengapa kamu tidak melihat
7.WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ ertinya:
Aku lebih dekat dari urat nadimu
8.LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH ertinya:
Aku tidak akan menyembah Allah bila aku tidak melihatnya lebih dahulu
ISLAM 4 ALL
Thursday, 10 March 2011
Tuesday, 8 March 2011
Ilmu Tasawwuf
1.Pengertian Ilmu Tasawwuf
Ilmu tasauf ialah ilmu yang menyuluh perjalanan seseorang mukmin di dalam membersihkan hati dengan sifat-sifat mahmudah atau sifat-sifat yang mulia dan menghindari atau menjauhkan diri daripada sifat-sifat mazmumah iaitu yang keji dan tercela .
2. Ilmu tasawwuf bertujuan mendidik nafsu dan akal supaya sentiasa berada di dalam landasan dan peraturan hukum syariat Islam yang sebenar sehingga mencapai taraf nafsu mutmainnah .
3. Syarat-syarat untuk mencapai taraf nafsu mutmainah:
a) Banyak bersabar .
b) Banyak menderita yang di alami oleh jiwa .
4. Imam Al-Ghazali r.a. telah menggariskan sepuluh sifat Mahmudah / terpuji di dalam kitab Arbain Fi Usuluddin iaitu :
Ilmu tasauf ialah ilmu yang menyuluh perjalanan seseorang mukmin di dalam membersihkan hati dengan sifat-sifat mahmudah atau sifat-sifat yang mulia dan menghindari atau menjauhkan diri daripada sifat-sifat mazmumah iaitu yang keji dan tercela .
2. Ilmu tasawwuf bertujuan mendidik nafsu dan akal supaya sentiasa berada di dalam landasan dan peraturan hukum syariat Islam yang sebenar sehingga mencapai taraf nafsu mutmainnah .
3. Syarat-syarat untuk mencapai taraf nafsu mutmainah:
a) Banyak bersabar .
b) Banyak menderita yang di alami oleh jiwa .
4. Imam Al-Ghazali r.a. telah menggariskan sepuluh sifat Mahmudah / terpuji di dalam kitab Arbain Fi Usuluddin iaitu :
1) Taubat .5. Dan Imam Al-Ghazali juga telah menggariskan sepuluh sifat Mazmumah / tercela / sifat keji di dalam kitab tersebut iaitu :
2) Khauf ( Takut )
3) Zuhud
4) Sabar.
5) Syukur.
6) Ikhlas.
7) Tawakkal.
8) Mahabbah ( Kasih Sayang )
9) Redha.
10) Zikrul Maut ( Mengingati Mati )
1) Banyak Makan
2) Banyak bercakap.
3) Marah.
4) Hasad.
5) Bakhil.
6) Cintakan kemegahan.
7) Cintakan dunia .
8) Bangga Diri.
9) Ujub ( Hairan Diri ).
10) Riya' ( Menunjuk-nunjuk ).
Monday, 7 March 2011
Fadhilat beristighfar: zikir dan selawat
Fadhilat beristighfar:a. Sabda Rasulullah SAW : "Siapa yang melazimkan amalan istighfar 70 Xsehari, dia tidak akan ditulis sebagai orang yang lupa (nyanyuk)." Sebelumnyanyuk di hari tua, amalkan sejak muda-muda lagi. Rasulullah SAWmenganjurkan kita beristighfar 70 atau 100 kali sehari. Baginda sendirimelakukannya lebih dari 100 X sehari. Adalah diingatkan untuk mencapaitarget ini, eloklah kita menjadualkan amalan zikir ini dalam amalan-amalanharian kita.b .Sabda Rasulullah SAW : "Siapa yang melazimkan amalan istighfar, akandikeluarkan Allah dari sifat ham dan hazan. Sifat ham bererti gelisah yangtidak menentu yang sering melanda kaum wanita. Sifat hazan berertiberdukacita"Fadilat Selawat - untuk renungan Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.Berkata Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."Berkata pula Mikail A.S. : "Mereka yang berselawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."Berkata pula Israfil A.S. : "Mereka yang berselawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."Malaikat Izrail A.S pula berkata : "Bagi mereka yang berselawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi."Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W.? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat ke atas Rasulullah S.A.W.Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk berselawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat. Fadilat zikir# Mendapat keredaan Allah dan memperoleh ketenangan pada hati serta dapat merasakan kelazatan iman di dalam jiwa.# Menimbulkan kejernihan, kemanisan pada hati dan wajah.# Mendapat kasih sayang, kecintaan serta keampunan daripada Allah serta dimurahkan rezekinya.# Mendapat pembelaan daripada Allah apabila seseorang itu berada di dalam kesusahan dan kedukaan.# Mendapat penghormatan dan doa daripada sekalian malaikat. Dapat merasakan kebesaran, keagungan, kehebatan dan kekuasaan kerajaan Allah.# Mendapat nur (cahaya) daripada Allah di dunia, alam barzakh dan titisan sirat nanti.# Dapat menjadi pendinding dan perisai dari neraka.# Dapat mendekatkan diri kepada Allah untuk membuka pintu masuk segala kebaikan.# Dapat menghalau dan mematahkan gangguan syaitan dan niat buruk terhadap diri kita.# Dapat menghilangkan kerunsingan dan keresahan hati.# Dapat menjauhkan diri daripada segala kebimbangan dan ketakutan.# Dapat membersihkan hati daripada segala kekotoran dan menghapuskan dosa dan maksiat kecil.Fadilat selawat# Rasulullah SAW akan membalas dengan 10 selawat untuk setiap selawat daripada umatnya ke atas Baginda.# Allah akan mengangkat 10 darjat untuk setiap selawat daripada hamba-Nya.# Malaikat juga akan turut membacakan selawat ke atas orang yang berselawat.# Doa yang disertai dengan selawat akan diperkenankan oleh Allah.# Mendapat tempat yang dekat dengan Rasulullah pada hari kiamat.# Allah akan menggandakan limpah kurnia dan rahmat-Nya pada mereka yang berselawat.# Terselamat dan terpelihara daripada segala yang mendukacitakan dari hal keduniaan mahupun akhirat.# Allah akan meluas dan melapangkan rezeki daripada sumber yang tidak diketahui.wallahu''alam.
Mereka Yang Tenggelam Dalam Tahajjudnya
Seorang tokoh sufi, Abu Yazid Al Bustomi, semenjak kecil dikenal sebagai seorang shalih, yang taat menjalankan perintah agama. Hobi utamanya membaca kalamullah, Al Qur’an. Tak ada hari dan malam terlewat tanpa membaca firman-Nya.
Suatu malam, Abu Yazid asyik membaca dan menekuri lembar demi lembar halaman Qur’an bersama sang ayah. Ayat demi ayat terbaca, sehingga ia sampai pada surat Al Muzammil.
“Abi, untuk siapakah Allah memerintahkan qiyamul lail ini ?”
“Untuk Muhammad SAW,”jawab ayahnya pendek.
“Mengapa ayah tidak melaksanakannya sebagaimana Rasulullah telah melakukannya ?”
“Itu adalah perintah Allah untuk memuliakan derajat Rasulullah, anakku.”ujar sang ayah sambil menahan senyumnya.
“Untuk Muhammad SAW,”jawab ayahnya pendek.
“Mengapa ayah tidak melaksanakannya sebagaimana Rasulullah telah melakukannya ?”
“Itu adalah perintah Allah untuk memuliakan derajat Rasulullah, anakku.”ujar sang ayah sambil menahan senyumnya.
Mendengar jawaban singkat ayahnya, Abu Yazid kembali khusyuk membaca ayat demi ayat dalam surat tersebut. Ketika sampai kepada ayat : “…thaaifatun minalladziina ma’aka,” Abu Yazid kembali bertanya kepada sang ayah.
“Abi, siapakah yang dimaksudkan oleh ayat ini ?”
“Mereka adalah para sahabat Nabi SAW.”
“Mereka adalah para sahabat Nabi SAW.”
Kening Abu Yazid kembali berkernyit, mendengar jawaban ayahandanya. “Lalu, mengapa Abi tidak ikut menunaikannya sebagaimana sahabat Rasul telah melakukannya ?” Sang ayah yang hari-harinya habis untuk bekerja itu lantas menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk menunaikan shalat malam.”
“Apakah Abi tidak ingin seperti mereka ?”
Sekali ini sang ayah tak kuat lagi menahan senyumnya. Ia tersenyum. Tapi tak sepatah-katapun ia menjawab pertanyaan Bustomi kecil. Alkisah sejak saat itu, sang ayah kerap terbangun malam hari untuk menunaikan shalat tahajjud.
Bustomi kecil sering terjaga ditengah malam, dan menyaksikan ayahnya tengah khusyuk menghadap kiblat, bahkan sesekali tampak terisak disela-sela tahajjud-nya. Menyimak betapa nikmatnya sang ayah berkhalwat dengan Sang Khaliq, Abu Yazid Al Bustomi memohon kepada ayahnya untuk diajari, bagaimana melakukan shalat malam.
Bustomi kecil kerap melakukan shalat malam, semenjak ia mendapatkan pelajaran dari ayahnya itu. Setiap malam ia terbangun dan segera mengambil air wudlu, sebagaimana sang ayah juga melakukannya.
Menyaksikan ketekunan anaknya sang ayah lalu menasehati,”Anakku, kamu masih terlalu kecil. Jika kamu sering terbangun tengah malam begini, bisa-bisa kamu jatuh sakit.” Bustomi kecil yang polos itu kemudian berkata, setengah bercanda, “Abi, di akhirat kelak jika saya ditanyai tentang shalat tahajjud saya akan berkata: – Ya Allah, sebenarnya saya sangat menyukai shalat tahajjud, hanya saja ayah telah melarang saya dari menekuninya.”
Mendengar kebajikan yang diutarakan oleh sang anak, ayah Bustomi kecil nyaris tak dapat berkata-kata, saking terharunya. Dengan suara pelan dan senyum bahagia sang ayah berkata pada Bustomi kecil,”Baiklah anakku. Silahkan kamu laksanakan tahajjud-mu dengan sabar dan khusyuk.”
Pada malam bersejarah itu, pada malam-malam selanjutnya, ayah dan anak yang shalih itupun tak pernah lepas dari menunaikan qiyamul lail. Mereka berlayar, tenggelam, dalam kenikmatan yang sama yang pernah dikaruniakan Allah terhadap Rasulullah SAW dan kaum keluarga serta sahabatnya. Mereka tenggelam dalam samudera luas nan tenang. Sebagaimana Allah SWT telah menganugerahkan kenikmatan itu kepada orang-orang shalih terdahulu.
Sumber: Rasyan Ridha
.
Subscribe to:
Posts (Atom)